Konflik di Masyarakat
Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat dibedakan ke dalam beberapa
bagian, yaitu :
1. Konflik Individual – merupakan konflik yang terjadi karena ada benturan dua
kepentingan dari dua individu yang berbeda. Hal ini terjadi karena setiap orang
memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda.
Contoh : Seorang anak yang berebut mainan dengan kakaknya.
Contoh : Seorang anak yang berebut mainan dengan kakaknya.
2. Konflik antarkelas sosial – Dikenal dengan konflik vertikal, merupakan
konflik yang terjadi karena adanya benturan kepentingan dan kebutuhan antara
dua kelas sosial yang berbeda.
Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah kepada pengusaha tempat ia bekerja.
Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah kepada pengusaha tempat ia bekerja.
3. Konflik antarkelompok sosial – Dikenal dengan konflik horizontal, merupakan
konflik yang terjadi karena ada benturan dua kepentingan dari dua kelompok
sosial yang berbeda.
Contoh : Kasus bentrok Lampung tahun 2012.
Contoh : Kasus bentrok Lampung tahun 2012.
4. Konflik rasial – Konflik rasial terjadi karena ada benturan antara dua ras
yang berbeda mengenai suatu isu. Faktor pemicunya yaitu timpangnya kondisi sosial
ekonomi yang memiliki dampak
ketimpangan sosial di masyarakat. .
Contoh : kasus Timor Timur, DOM Aceh, Malari (SARA).
Contoh : kasus Timor Timur, DOM Aceh, Malari (SARA).
5. Konflik politik – Konflik politik timbul karena adanya kepentingan untuk
meraih kekuasaan dengan menumbangkan kekuasaan pemerintahan sebelumnya.
Contoh : tumbangnya Orde Lama oleh Orde Baru.
Contoh : tumbangnya Orde Lama oleh Orde Baru.
6. Konflik internasional – Konflik internasional terjadi karena adanya
benturan antar Negara yang berkaitan kepentingan masing-masing Negara.
Contoh : Sengketa Selat Ambalat antara Malaysia dan Indonesia
Contoh : Sengketa Selat Ambalat antara Malaysia dan Indonesia
Faktor-Faktor Penyebab
Konflik Sosial
Berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik sosial yaitu :
1. Perbedaan Pendirian. Perbedaan pendirian tak jarang menjadi penyebab
timbulnya konflik sosial. Dalam suatu masyarakat, seringkali terjadi perbedaan
pendapat atau perbedaan cara pandang akan sesuatu hal misalnya sikap politik.
Tak jarang, perbedaan sikap politik menjadi benih timbulnya konflik sosial
dalam masyarakat.
2. Perbedaan keyakinan. Perbedaan keyakinan seringkali memicu konflik sosial
dalam masyarakat. Kini masyarakat semakin permisif terhadap penggunaan
cara-cara kekerasan guna menegakkan prinsip-prinsip agama yang dianut. Hal ini
tidak hanya terjadi antar pemeluk agama, namun sesama pemeluk agama juga tidak
jarang mengalami hal ini.
3. Perbedaan kebudayaan. Kebudayaan yang berbeda antara kebudayaan setempat
dan kebudayaan dari luar wilayahnya juga memberikan kontribusi sebagai salah
satu faktor penyebab timbulnya konflik sosial.
4. Perbedaan kepentingan – Setiap orang memiliki kepentingan yang berbeda satu
sama lain. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat. Misalnya
saja demontrasi sopir taksi konvensional yang terjadi beberapa waktu yang lalu
yang berakhir dengan bentrokan. Mereka menolak keberadaan taksi berbasis online
yang dianggap mengambil penghasilan mereka.
5. Perubahan sosial – Konflik sosial dapat memicu adanya perubahan sosial,
begitu juga sebaliknya.
Contoh Konflik Sosial
dalam Masyarakat
Sebagai Negara yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia tidak lepas dirundung
berbagai masalah terjadinya konflik sosial di antara masyarakat. Heterogenitas
yang dimiliki sebagai salah satu kelebihan Indonesia di mata dunia internasional dan penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan
multikultural justru menjadi sumber konflik. Semakin
lunturnya Bhinneka Tunggal Ika, fungsi
Pancasila sebagai dasar negara yang semakin memudar, serta
tidak hadirnya Negara dalam melindungi hak dan kewajiban warga negaranya
ditengarai menjadi penyebab maraknya konflik sosial akhir-akhir ini. (baca
: Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945)
Menilik data yang diperoleh dari laman Kesbangpol-Kementerian Dalam Negeri,
konflik sosial yang terjadi di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan
isu/pola konflik, sumber konflik, dan wilayah konflik.
1. Berdasarkan isu/pola konflik sosial. Pada rentang waktu 2013-2015
(pertengahan kuartal Januari s/d April) telah terjadi total 201 kasus dengan
rincian
§
bentrok antar warga
total berjumlah 85 kasus
§
isu keamanan total
berjumlah 45 kasus
§
isu SARA total
berjumlah 10 kasus
§
konflik kesenjangan
sosial total berjumlah 2 kasus
§
konflik pada institusi
pendidikan total berjumlah 3 kasus
§
konflik ORMAS total
berjumlah 10 kasus
§
sengketa lahan total
berjumlah 31 kasus
§
ekses politik total
berjumlah 15 kasus.
2. Berdasarkan sumber konflik. Merujuk pada ketentuan dalam UU No. 7/2012
pada tahun 2013-2015 (pertengahan kuartal Januari s/d April) yang menjadi
sumber terjadinya konflik yaitu :
§
permasalahan ideologi,
politik, ekonomi, dan sosial budaya total berjumlah 159 kasus
§
perseteruan SARA total
berjumlah 9 kasus
§
sengketa SDA/Lahan
total berjumlah 33 kasus.
3. Berdasarkan pengelompokan wilayah/Provinsi. Wilayah terjadinya konflik
sosial selama pertengahan kuartal di tahun 2015 (Januari s/d April) didominasi
oleh :
§
Provinsi DKI Jakarta
terjadi 5 peristiwa konflik
§
Provinsi Jawa Timur
terjadi 4 peristiwa konflik
§
Provinsi Nusa Tenggara
Barat terjadi 3 peristiwa konflik
§
Provinsi Sulawesi Utara
dan Provinsi Sulawesi Selatan masing-masing terjadi 2 peristiwa konflik, dan
§
Provinsi Riau, Kepri,
Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua,
dan Papua Barat masing-masing terjadi 1 peristiwa konflik.
Berikut beberapa contoh konflik sosial dalam masyarakat yang pernah terjadi
di Indonesia yang dirangkum dari pemberitaan beberapa media massa serta data
dari BNPB.
1. Konflik Sosial yang
terjadi di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012
Konflik ini terjadi pada tanggal 27 Oktober 2012 hingga 29 Oktober 2012.
Yang menjadi penyebab konflik yaitu saat ada dua gadis yang berasal dari Desa
Agom diganggu oleh sekelompok pemuda yang berasal dari desa Balinuraga. Kedua
gadis ini sedang naik sepeda motor kemudian diganggu hingga kedua terjatuh dan
mengalami luka-luka. Sontak kejadian ini memicu amarah dari warga desa Agom.
Mereka kemudian mendatangi Desa Balinuraga yang mayoritas beretnis Bali dengan
membawa sajam dan senjata. Bentrok pun tak terhindarkan hingga menewaskan total
10 orang.
2. Konflik Sosial yang
terjadi di Tolikara Tahun 2016
Konflik terjadi karena pembagian bantuan dana respek antar distrik yang
dirasa tidak adil. Konflik ini menimbulkan korban jiwa dan kehilangan harta
benda. Selain itu, konflik juga menyebabkan sebagian warga mengungsi dan
terjadi penjarahan.
3. Konflik Sosial yang
terjadi di Kabupaten Flores Timur, NTT Tahun 2013
Konflik sosial yang terjadi pada tanggal 11 Mei 2013 di Desa Wulublolong
dan Desa Lohayong II Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur Provinsi NTT.
Penyebabnya yaitu saling rebut material yang berada di batas desa yang diklaim
oleh kedua warga desa sebagai pemilik. Konflik menimbulkan kerugian materi,
korban jiwa serta sebagian warga mengungsi.
4. Konflik Sosial yang
terjadi di Rembang, Jawa Tengah Tahun 2016
Merupakan konflik dalam bidang pertambangan. Terjadi antara Semen Indonesia
dengan warga masyarakat Pegunungan Kendeng, Rembang Jawa Tengah. Penyebabnya yaitu
berbagai kejanggalan yang telah dilakukan oleh Semen Indonesia seperti masalah
Amdal yang tidak sesuai dan hak ekonomi.
5. Konflik Sosial yang
terjadi di Kabupaten Sumbawa Besar, NTB Tahun 2013
Konflik sosial yang terjadi pada tanggal 23 Januari 2013 di Desa Seketeng,
Kecamatan Sumbawa, Kabupatan Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Konflik ini menyebabkan banyak warga masyarakat yang mengungsi.